6 Alasan Mengapa Meninggalkan BlackBerry
5 Jun 2012
Comment
Bagi sebagian besar masyarakat Smartphone BlackBerry adalah gadget mewah yang sangat di idam idamkan terutama oleh masyarakat indonesia.
Di karnakan handpone cerdas ini sangat memiliki gengsi tinggi jika memiliknya,dan merupakan stylis dalam gaya hidup,dan di pandang yang punya blackberry adalah orang orang berkantong tebal..
Namun bagi orang orang tertentu mereka memiliki pandangan lain tentang BlackBerry atau yang kerap di sapa BB ini,mereka mengaku sudah Tidak lagi menggunakan BlackBerry,padahal dahulu mereka juga sama seperti yang lain,sangat mendambakan bb,
Mengapa mereka memilih untuk meninggalkan blackberry dan mengucapkan selamat tinggal
BlackBerry? Berikut alasannya.
1) Jaringan sering bermasalah
Dua tahun lebih saya menggunakan BlackBerry
sebagai perangkat utama, dua tahun pula saya
harus berurusan dengan jaringan BlackBerry yang
sering kali bermasalah. Entah siapa yang salah —
operator lokal atau jaringan BlackBerry —
komunikasi melalui BlackBerry Messenger kerap
tersendat
.
Akibatnya, pesan yang saya kirim lambat
sampainya, mengakses Internet pun susah bukan
main. Email? Sering tidak masuk.
Padahal sebagai pengguna BlackBerry, koneksi
Internet adalah tumpuan utama komunikasi. Tanpa
Internet, apa gunanya saya pakai BB? Hampir tidak
ada.
2) Ketergantungan pada BBM
Saking banyaknya BlackBerry digunakan,
BlackBerry Messenger (BBM) menjadi alat
komunikasi utama, menggantikan telepon.
Alasannya mudah saja, BBM jauh lebih mudah dan
murah dibanding telepon.
Banyak orang menganggap nomor telepon adalah
perihal pribadi, namun tidak PIN BBM. Mereka lebih
nyaman membagikan PIN BBM daripada
memberikan nomor telepon.
Padahal BBM ternyata bukan tanpa cacat. Seperti
saya sebutkan di poin satu, BBM juga sering
mengalami masalah. Pengiriman pesan di BBM
sering mengalami keterlambatan (pending
messages) yang membuat gusar, apalagi jika
dalam keadaan darurat.
3) Semua benci Broadcast Message
Pernahkah Anda menerima BM berisikan "Test
Contact, pls ignore.", atau "Teruskan pesan ini jika
tidak kamu akan melarat seumur hidup", atau "Add
temen aku yah, Joni, 21, ganteng!"?
Entah teknologi yang terlalu canggih, atau
masyarakat Indonesia yang terlalu, ehm, kreatif.
Fitur Broadcast Message yang memungkinkan Anda
mengirim pesan ke seluruh kontak, sering
disalahgunakan.
Bagi beberapa orang, mungkin hal semacam ini
lucu, tapi saya tidak. Bayangkan bila 10 orang
senantiasa terus-menerus mengirim pesan
semacam ini setiap hari. Tidakkah kamu merasa
terganggu?
Ada yang bilang, smartphone harus dimiliki oleh
smart user (pengguna pintar). Namun sayangnya,
untuk membeli smartphone orang tidak perlu ikut
ujian terlebih dahulu.
4) Spesifikasi perangkat terbatas
Masalah klasik BlackBerry adalah spesifikasi
mesinnya yang terbatas. Untuk informasi, seluruh
aplikasi di BlackBerry akan disimpan di dalam
memori internal, bukan eksternal alias kartu
memori.
Bayangkan sebuah mesin yang harus bekerja keras
menjalankan begitu banyak aplikasi, namun hanya
diberikan kapasitas otak kecil. Tak heran perangkat
BlackBerry sering hang, dan kadang terasa panas.
Solusinya adalah mengutak-atik sistem operasi
bawaan BlackBerry — dengan mematikan banyak
fungsi dan sistem yang sebenarnya tidak
dibutuhkan seperti pilihan bahasa, ringtone, dan
software bawaan. Teknik yang lebih dikenal dengan
nama “shrink OS” ini tidak mudah dilakukan
sendiri. Salah-salah BlackBerry kamu bisa mati
total.
5) Minim inovasi
Entah karena inovasi dari RIM yang kurang, atau
memang kebutuhan pengguna yang tidak
meningkat, BlackBerry jarang sekali melakukan
inovasi signifikan pada setiap perangkat barunya.
Berbeda dengan kompetitor, RIM seakan sadar
betul bahwa tanpa perlu menambah kamera
menjadi 10MP, atau kapasitas memori jadi 2GB,
pengguna mereka akan tetap setia.
Konsumen BlackBerry umumnya membeli
BlackBerry jenis terbaru hanya karena faktor gaya
saja. Jarang yang membeli BlackBerry karena
prosesornya lebih canggih, atau kameranya lebih
bagus, atau OS-nya baru (malah sangat sedikit di
antara mereka yang tahu bedanya OS BlackBerry).
6) Fungsinya bisa didapat di ponsel lain
BlackBerry bukan satu-satunya telepon seluler di
dunia ini. Bahkan, BlackBerry bukan satu-satunya
ponsel pintar. Hampir seluruh fungsi yang
dijalankan BlackBerry dapat dijalankan juga di
ponsel pintar lain.
Telepon, SMS, email, jejaring sosial, kamera,
merekam video, hingga mengedit foto bahkan bisa
diproses dengan lebih baik di ponsel pintar lainnya.
Sebut saja iPhone yang dapat mengambil foto
dengan kualitas lebih tinggi. Dan Samsung Galaxy
yang memiliki prosesor dengan kapasitas proses
jauh di atas BlackBerry.
Salah satu fitur populer BlackBerry, BBM pun bukan
tanpa kompetitor. Di saat RIM masih bergelut
dengan lambatnya koneksi lokal, beberapa layanan
di luar BBM semakin berkembang. Sebut saja Line,
WhatsApp, Skype, KakaoTalk, hingga Yahoo!
Messenger.
Itulah beberapa alasan meleka lebih memilih meninggalkan
BlackBerry. Kamu punya pendapat lain? Atau kamu
justru berpendapat bahwa menggunakan
BlackBerry adalah solusi yang tepat? Saya tunggu
pendapat kamu di form komentar di bawah ini
Di karnakan handpone cerdas ini sangat memiliki gengsi tinggi jika memiliknya,dan merupakan stylis dalam gaya hidup,dan di pandang yang punya blackberry adalah orang orang berkantong tebal..
Namun bagi orang orang tertentu mereka memiliki pandangan lain tentang BlackBerry atau yang kerap di sapa BB ini,mereka mengaku sudah Tidak lagi menggunakan BlackBerry,padahal dahulu mereka juga sama seperti yang lain,sangat mendambakan bb,
Mengapa mereka memilih untuk meninggalkan blackberry dan mengucapkan selamat tinggal
BlackBerry? Berikut alasannya.
1) Jaringan sering bermasalah
Dua tahun lebih saya menggunakan BlackBerry
sebagai perangkat utama, dua tahun pula saya
harus berurusan dengan jaringan BlackBerry yang
sering kali bermasalah. Entah siapa yang salah —
operator lokal atau jaringan BlackBerry —
komunikasi melalui BlackBerry Messenger kerap
tersendat
.
Akibatnya, pesan yang saya kirim lambat
sampainya, mengakses Internet pun susah bukan
main. Email? Sering tidak masuk.
Padahal sebagai pengguna BlackBerry, koneksi
Internet adalah tumpuan utama komunikasi. Tanpa
Internet, apa gunanya saya pakai BB? Hampir tidak
ada.
2) Ketergantungan pada BBM
Saking banyaknya BlackBerry digunakan,
BlackBerry Messenger (BBM) menjadi alat
komunikasi utama, menggantikan telepon.
Alasannya mudah saja, BBM jauh lebih mudah dan
murah dibanding telepon.
Banyak orang menganggap nomor telepon adalah
perihal pribadi, namun tidak PIN BBM. Mereka lebih
nyaman membagikan PIN BBM daripada
memberikan nomor telepon.
Padahal BBM ternyata bukan tanpa cacat. Seperti
saya sebutkan di poin satu, BBM juga sering
mengalami masalah. Pengiriman pesan di BBM
sering mengalami keterlambatan (pending
messages) yang membuat gusar, apalagi jika
dalam keadaan darurat.
3) Semua benci Broadcast Message
Pernahkah Anda menerima BM berisikan "Test
Contact, pls ignore.", atau "Teruskan pesan ini jika
tidak kamu akan melarat seumur hidup", atau "Add
temen aku yah, Joni, 21, ganteng!"?
Entah teknologi yang terlalu canggih, atau
masyarakat Indonesia yang terlalu, ehm, kreatif.
Fitur Broadcast Message yang memungkinkan Anda
mengirim pesan ke seluruh kontak, sering
disalahgunakan.
Bagi beberapa orang, mungkin hal semacam ini
lucu, tapi saya tidak. Bayangkan bila 10 orang
senantiasa terus-menerus mengirim pesan
semacam ini setiap hari. Tidakkah kamu merasa
terganggu?
Ada yang bilang, smartphone harus dimiliki oleh
smart user (pengguna pintar). Namun sayangnya,
untuk membeli smartphone orang tidak perlu ikut
ujian terlebih dahulu.
4) Spesifikasi perangkat terbatas
Masalah klasik BlackBerry adalah spesifikasi
mesinnya yang terbatas. Untuk informasi, seluruh
aplikasi di BlackBerry akan disimpan di dalam
memori internal, bukan eksternal alias kartu
memori.
Bayangkan sebuah mesin yang harus bekerja keras
menjalankan begitu banyak aplikasi, namun hanya
diberikan kapasitas otak kecil. Tak heran perangkat
BlackBerry sering hang, dan kadang terasa panas.
Solusinya adalah mengutak-atik sistem operasi
bawaan BlackBerry — dengan mematikan banyak
fungsi dan sistem yang sebenarnya tidak
dibutuhkan seperti pilihan bahasa, ringtone, dan
software bawaan. Teknik yang lebih dikenal dengan
nama “shrink OS” ini tidak mudah dilakukan
sendiri. Salah-salah BlackBerry kamu bisa mati
total.
5) Minim inovasi
Entah karena inovasi dari RIM yang kurang, atau
memang kebutuhan pengguna yang tidak
meningkat, BlackBerry jarang sekali melakukan
inovasi signifikan pada setiap perangkat barunya.
Berbeda dengan kompetitor, RIM seakan sadar
betul bahwa tanpa perlu menambah kamera
menjadi 10MP, atau kapasitas memori jadi 2GB,
pengguna mereka akan tetap setia.
Konsumen BlackBerry umumnya membeli
BlackBerry jenis terbaru hanya karena faktor gaya
saja. Jarang yang membeli BlackBerry karena
prosesornya lebih canggih, atau kameranya lebih
bagus, atau OS-nya baru (malah sangat sedikit di
antara mereka yang tahu bedanya OS BlackBerry).
6) Fungsinya bisa didapat di ponsel lain
BlackBerry bukan satu-satunya telepon seluler di
dunia ini. Bahkan, BlackBerry bukan satu-satunya
ponsel pintar. Hampir seluruh fungsi yang
dijalankan BlackBerry dapat dijalankan juga di
ponsel pintar lain.
Telepon, SMS, email, jejaring sosial, kamera,
merekam video, hingga mengedit foto bahkan bisa
diproses dengan lebih baik di ponsel pintar lainnya.
Sebut saja iPhone yang dapat mengambil foto
dengan kualitas lebih tinggi. Dan Samsung Galaxy
yang memiliki prosesor dengan kapasitas proses
jauh di atas BlackBerry.
Salah satu fitur populer BlackBerry, BBM pun bukan
tanpa kompetitor. Di saat RIM masih bergelut
dengan lambatnya koneksi lokal, beberapa layanan
di luar BBM semakin berkembang. Sebut saja Line,
WhatsApp, Skype, KakaoTalk, hingga Yahoo!
Messenger.
Itulah beberapa alasan meleka lebih memilih meninggalkan
BlackBerry. Kamu punya pendapat lain? Atau kamu
justru berpendapat bahwa menggunakan
BlackBerry adalah solusi yang tepat? Saya tunggu
pendapat kamu di form komentar di bawah ini
0 Response to "6 Alasan Mengapa Meninggalkan BlackBerry"
Posting Komentar